keatz

Tuesday, January 17, 2006

it's a rainy day, babe!


Syarat hidup di Jakarta, selain harus kerja keras (puiiihh!!!) adalah melakukan niat sabar. Be patient, be patient and patient. Capable of persevering kata orang-orang bijak. Hanya saja untuk mencapai hal itu diperlukan latihan yang simultan dan niat yang signifikan...(kucoba untuk bermain dengan kata-kata itu agar dianggap intelektual ha..ha...ha...kayak kalimat-kalimat dalam berita di TV, padahal penikmat berita sebagian besar juga kagak tahu, he...he...jurnalis kan harus kelihatan pinter!!!).

Cobaan hidup hari ini adalah bersikap sabar, karena sejak subuh tadi hujan menguyur hampir seluruh tanah Betawi. Akibatnya, sudah menjadi tradisi, jalanan menjadi mampet kayak lendir putih yang senang ngendon di rongga hidung kita. Orang-orang HRD di kantor pun bersiap-siap kompromi, karena sebagian dari mereka juga jadi korban. Genangan air dikit aja, udah bikin antrian panjang dan berbuah raungan klakson di sana-sini.

Jalanan udah menjadi rimba raya tak bertuan, dan hanya karena beberapa orang yang bisa mengendalikan diri arus lalu lintas sedikit lancar jaya. Setan-setan jalanan yang menguber setoran tetep saja menikmati hari-harinya dengan berbekal seonggok mobil besar berkarat yang baginya tak mungkin mobil lain menyakiti. Sumpah serapah pun gak ada gunanya karena siapa tahu para setan jalanan udah jadi gadgeters dengan mengkredit ipod he...he....sinis banget sih!!!

Ruas dan lebar jalan tetap seperti dulu, kendaraan semakin berlimpah. Avanza, Xenia, Jazz udah kayak kacang goreng. Sementara Hijet 55 masih saja ada. Ada uang ada barang. Kebutuhan semakin meningkat berjalan paralel dengan gengsi dan bujuk rayu salesman. Sudahlah gak usah dibahas kenapa hal ini bisa terjadi di negeri tercinta ini. Anggap saja ini suatu takdir yang menghiasi jalan hidup sampai akhir nanti.

Di tengah perjalanan menembus kemacetan dan menguji kesabaran, ada juga pihak yang diuntungkan. Dering hp atau sms masuk menjadi klangenan...."sampai dimana? Gila nih, dari tadi kita berhenti-ti-ti disitu macet nggak?..." atau....aku kn mct di kbn jrk, udah 1 jam...jnck!!! (maksudnya sih bilang jancuk!!!). Coba aja kalau dikalikan pemakai hp yang bercit-cat di tengah kemacetan yang rata-rata 2-3 jam, para provider pasti terbahak-bahak membayangkan angka-angka yang semakin memenuhi pundi-pundinya. Dulu harga hp mahal banget apalagi kalau mau daftar...berbelit pakai lampiran peta rumah dan survey segala. Mirip kalau mau ngurus kartu kredit. Sekarang?....mereka yang akan menguber-uber kita, dan seakan yang berhak menentukan gaya hidup kita...oala rek-rek....

Hujan belum berhenti ketika akhirnya aku memarkir mobil. Kalau dihitung, perusahaan pastilah udah rugi tiga jam. Tapi kita hidup di Indonesia yang penuh ramah tamah ha...ha...lagian kita kan pulangnya selalu malam (bela diri nih!!!) Pembicaraan pun pasti tentang jalanan, seperti halnya kewajiban kita yang harus saling berbagi.

Sekali lagi,
gak usah dibahas kenapa hal ini bisa terjadi di negeri tercinta ini. Anggap saja ini suatu takdir yang menghiasi jalan hidup sampai akhir nanti. Yang pasti aku sampai saat ini masih merasakan betapa senangnya menikmati kopi...(udah lebih dari 15 th aku berhenti minum kopi, tapi karena sugesti minum sari buah merah dari Papua sehingga asam lambungku gak naik karena minum kopi....ya udahlah sekali-sekali aku minum kopi)

pagi ini aku ingat supertramp:

it's a raining again
oh no, my love's at an end
oh no, it's raining again
and you know it's hard to pretend

0 Comments:

Post a Comment

<< Home