keatz

Tuesday, January 13, 2009

Tanggal siji...

Salah satu sahabat bilang lewat imil, kok gak pernah curhat lagi diblog…ah!!! Kayak aku penulis ngetop aja, selalu ditunggu keluarnya kalimat-kalimat dari pencetan tombol-tombol keyboard. Ah!!!... emang ada beberapa curhatan yang belum sempat kelar sejak sebelum puasa dan tentu saja terlewatkan momennya. Tak kusesali semua itu seperti tak kusesali hidup di Indonesia ini.

Ada beberapa alur kehidupan yang sempat kurencanakan dan ternyata aku dihadapkan satu pilihan yang harus aku terima dengan ihklas. Kelahiran anak keduaku yang tiba-tiba Dititipkan Tuhan lebih awal dari biasanya membuat semua rencana harus dirubah. Seperti cobaan yang harus dilalui dengan ikhlas, maka harus berimprovisasi mengikuti arus ruang dan waktu. Kebahagiaan mempunyai bayi lagi yang harus aku depankan melawan segala rencana duniawi lainnya.

Akhirnya aku lewati juga 2008 seperti aku melewatkan hari-hari biasa. Semua hari tidak ada yang istimewa lagi karena manusialah yang sebetulnya membuat hari Sabtu lebih istimewa dari Senin atau hari yang lain. Kecuali emang ada waktu-waktu tertentu yang secara dogmatis akan menjadi istimewa diiringi aktifitas ritual dan sebagainya sampai menjadi suatu kebiasaan kultural dan diamini oleh semua pihak. Lucunya, kadang manusia suka ama feodalisme, hingga waktu aja dipilah-pilah sesuai kasta: perayaan ulang tahun aja paling wajib adalah yang ke-17, lantas ada ultah perkawinan perunggu, perak, emas atau platinum. Tapi sah-sah aja kok, sepanjang gak nyusahin orang lain.

Awal Januari kayaknya didominasi berita luar negeri tentang Israel-Palestina yang sebetulnya sudah “digariskan” untuk bersinggungan. Lumayanlah ada berita aktual sehingga kita tidak terlalu dijejali berita atau info menjijikkan tentang selebriti Indonesia yang semakin lama semakin halal untuk segera dicuekin. Program tv juga masih itu-itu saja, sehingga ibu Megawati – ketika tampil di acara talk show tv swasta - memperlihatkan keprihatinan tentang program sinetron di Indonesia yang jauh dari baik. Kita sangat setuju denga pendapat bijak tersebut, tapi ketika yang mengungkapkan seorang mantan presiden RI, maka ungkapan tersebut akan menjadi bias…(kenapa gak dari dulu mbak Mega…ketika masih Presiden…tinggal ketok palu, bereslah tayangan tv itu)…tapi sekali lagi kita harus belajar positive thinking dengan menghormati pendapat positif tersebut. Mudah-mudahan siapa pun presidennya nanti akan mentertibkan tayangan tv yang gratis itu.

Apakah 2009 ini menjadi tahun yang sulit?...tergantung kita aja. Coba deh, semua elite politik di negeri ini saling berbagi kebaikan, pasti menjadi tahun yang gampang. Intinya cuma ada di tangan pemerintah dan parlemen. Tahun ini adalah tahun politik. Pemilu akan digelar dan tentunya semua masyarakat akan dihimbau untuk mensukseskan hajatan nasional ini. Komentar politik yang hampir selalu didasari negative thingking sudah menjadi keharusan, sehingga hampir setiap ada presiden terpilih sejak dulu selalu dicari kelemahan dan kesalahannya. Posisi di kabinet selalu terkapling-kapling tanpa memperdulikan bahwa kesejahteraan rakyat adalah wajib hukumnya.

Awal Januari menjadi awal kampanye “hard selling”, kalo 2008 dan sebelumnya masih malu-malu sekarang gak apa-apa kalo malu-malu-in…hampir di setiap pengkolan tersebar baliho, poster, stiker, spanduk dan segala media luar ruang tentang kampanye. Terpampang muka-muka asing dengan segala gelar dan atributnya serta tentu saja yang paling penting janjinya. Pencitraan diri yang memaksakan. Hampir seragam sekali kemasannya. Hanya ada satu kata untuk mengomentarinya: ndeso!!! Disini dilarang mempertanyakan apa program yang akan dikerjakan untuk rakyat. Anda akan mendapatkan jawaban yang seragam pula. Ah, kan saya udah bilang bahwa kita harus dan wajib berpikiran positif, makanya kita doain saja semoga para caleg dan pemilu tahun ini berjalan sukses. Rakyat bertambah pintar dan akhirnya sejahtera dunia akherat. Ingat…positive thinking!!!

0 Comments:

Post a Comment

<< Home